Welcome! سلام

“jika langit adalah
lembaran kertas dan lembayung senja adalah tinta emas,
maka semoga tinta itu akan menuliskan semburat
yang tersembunyi diantara arak-arakan awan kepada langit,
agar dia mampu meng'ejanya








Rabu, 15 Agustus 2012

"♡ 7 Rahasia Teknik Karate Mematikan ♡"



Pada postingan berikut akan dijelaskan bagaimana mencapai level
teknik yang mematikan. Artinya dalam karate, satu serangan maupun
sekedar tangkisan saja, seharusnya sudah dapat melumpuhkan lawan.

Itu lah tujuan sesungguhnya dalam upaya menempa diri dalam
latihan
yang berat dan berketerusan selama bertahun-tahun.
Kita baru bisa disebut karateka sejati bila sudah mampu menerapakan
satu peluru untuk satu nyawa ini.

Dibawah ini hanyalah teknis dan petunjuk menjalani, selebihnya tentu
berpulang pada usaha karateka sendiri. Tentunya akan lebih baik lagi
apabila dibimbing oleh pelatih (Akng/ Teteh) yang mengerti dengan
teknik tersebut.

Selamat membaca...

Salam Karate, Osu...!!!







_________________________________

"♡ 7 Rahasia Teknik Karate Mematikan ♡"

1. Katachi (= Bentuk )

Bentuk (Katachi) yang benar adalah selalu berhubungan erat dengan
prinsip-prinsip dari ilmu fisika dan ilmu gerak. Syarat utama dari
teknik yang benar adalah memiliki keseimbangan yang baik, serta
stabilitas yang tinggi dari gerakan masing-masing bagian tubuh.
Karena gerakan-gerakan akan dilakukan dalam rangkaian yang cepat
didalam jangka waktu yang singkat.

Ini adalah suatu prinsip dasar dari sebuah teknik karate, karena pukulan
dan tendangan hal yang sangat penting dari seni bela diri karate.
Kebutuhan akan keseimbangan yang baik dapat dilihat terutama sekali
didalam menendang, di mana tubuh itu adalah biasanya ditunjang oleh
satu kaki. Untuk menahan efek (tenaga balik) yang besar, ketika suatu
pukulan didaratkan, stabilitas semua sambungan di lengan dan tangan
dan kaki serta bagian tubuh lainnya adalah hal yang penting diperhatikan.

Dengan berubahnya situasi dan perubahan teknik yang dilakukan, pusat
gravitasi berubah ke kanan, ke kiri, ke depan, atau belakang. Ini tidak
bisa dilaksanakan kecuali jika syaraf dan otot-otot sungguh terlatih.

Berikutnya, berdiri dengan satu kaki jangka waktu yang lama akan
membuat kita mudah diserang (terbuka), maka menyeimbangkan
harus terus menerus dilakukan dari satu kaki ke kaki lainya.
Karateka harus siap menghindari dan membalas satu pukulan dan siap
untuk serangan yang berikutnya.


2. Kokyo (= Pernafasan )


Pernafasan dikoordinasikan dalam pelaksanaan suatu teknik, secara
rinci, menarik napas (menghirup) ketika menangkis, menghembuskan
ketika memfokuskan (memusatkan) teknik ketika dilaksanakan,
dan menarik napas lalu menghembuskan nya ketika teknik
teknik yang berurutan dilaksanakan. Bernafas harus tidak seragam;
ia akan berubah sesuai dengan perubahan situasi.

Ketika menarik napas (mengisi paru-paru penuh denganoksigen),
tetapi ketika membuangnya (menghembuskan) udara tidak dibuang
seluruhnya. Biarkan 20 persen tetap didalam paru-paru. Membuang
(menghembuskan) seluruh udara yang ada didalam tubuh akan
menyebabkan tubuh lemah sehingga kita tidak bisa menangkis,
bahkan suatu pukulan yang lemah, serta tidak akan mampu untuk
melakukan gerakan berikutnya.

3. Kime (= Pemusatan/Pemfokusan)

Tanpa nafas maka tidak akan ada kehidupan.
Tanpa "Kime" Karate adalah tak bernyawa.
Adalah penting bahwa karateka harus memahami bahwa
semua teknik karate yang harus dilaksanakan dengan kime.

Kime adalah memfokuskan/memusatkan energi mental, pernafasan
dan puncak kekuatan secara fisik di dalam suatu titik yang diserang.

Karate bukanlah apa-apa tanpa semua unsur-unsur ini.
Kunci dari kime adalah pernafasan.
Setiap aktivitas secara fisik memerlukan teknik bernafas yang benar,
yang akan bekerja dengan tubuh bukan melawannya. Geraman atau
erangan tidak akan menghasilkan apa-apa. Seorang karateka harus
menggunakan teknik pernafasan dengan menggabungkannya dengan
kekuatan otot (tenaga) untuk menghasilkan daya ledak (kekuatan)
yang maksimum (menghasilkan kekuatan paling yang mungkin kuat).

Ada berbagai metoda-metoda tentang teknik pernafasan, tetapi
metode dasar untuk\ pemula-pemula adalah: 'Satu nafas satu teknik'.
Pada waktu rileks (teknik tidak dilakukan) tetapi kendalikan cara
bernafas dengan membuang nafas keluar melalui mulut yang terbuka
sedikit, akhir pernafasan dan bersamaan dengan akhir teknik menutup
mulut secara cepat seperti seolah-olah kita mengigit dan secara
bersamaan mengeraskan otot perut, mengkontrasikan (mengeraskan)
otot-otot tubuh dan selanjutnya sebelum satu detik rilekskan otot dan
menghirup secara normal. Ketika mengeraskan otot perut, perut harus
lurus dan terangkat kedepan.

4. Kiai (= Peledakan Energi / Puncak Semangat)

Kiai itu adalah teriakan akhir suatu teknik yang berbarengan dengan
pembuangan nafas sehingga pelaksanaan kime yang akan memaksimal
kan kuasa gerakan. Kiai juga mempunyai pengaruh yang akan mengejut
kan lawan dan membuat mereka tidak bisa membalas.

Konsep dari KI adalah di puncak dari semua seni beladiri dan filsafat
(Jepang). KI adalah roh dan energi beserta pertemuan nafas AI pada
[suatu] saat dampak. Melakukan kiai adalah sangat penting. Kiai tidak
sekedar suatu sorak atau suara melengking dari kerongkongan.
Jika kita menaruh tangan di perut ketika batuk
kita akan merasakan otot-otot perut kita berkontraksi (mengeras).

Hal ini sesungguhnya adalah awal dari kiai.
Pertama-tama pahami prinsip-prinsip dan bernafas - Kime seperti
dijelaskan diatas - lalu mengabungkannya didalam kiai yang dilakukan.

5. Power and Speed ( = Kekuatan dan Kecepatan )

Kekuatan dihimpun dari kecepatan.
Kekuatan berotot saja tidak akan memungkinkan seseorang untuk
ahli seni beladiri, atau didalam setiap olahraga sebetulnya.
Kekuatan kime (pemfokusan/pemusatan tenaga) pada setiap teknik
dasar karate berasal dari konsentrasi kekuatan yang maksimum pada
saat waktu benturan (akhir suatu teknik), sangat tergantung dari
kecepatan dari pukulan atau tendangan. Kecepatan dan kekuatan
pukulan dari seorang karateka yang terlatih baik bisa mencapai 13 meter
per detik dan menghasilkan kekuatan (tenaga setara dengan 700 kilogram).

Meskipun kecepatan adalah penting, ia tidak bisa efektif tanpa kendali.
Kecepatan dan kekuatan dihasilkan dari pemanfaatan kekuatan dan reaksi.
Untuk tujuan ini, satu pengetahuan (pemahaman) dinamika gerak dan
penerapannya adalah sangat penting.

6. Concentration and Relaxation of Power (Konsentrasi & Rileksasi Tenaga)

Tenaga maksimum adalah konsentrasi kekuatan semua bagian-bagian
dari tubuh di target. Tidak hanya mengeraskan lengan dan kaki-kaki.
Dengan kata lain penting adalah mengurangi pengunaan tenaga yang
tidak perlu ketika melaksanakan suatu teknik, akan menghasilkan tenaga
yang maksimal ketika diperlukan. Pada dasarnya, kekuatan tenaga dimulai
pada saat kosong (nol), dan pada puncaknya (akhir suatu teknik) menjadi
seratus persen (ketika berbenturan dengan sasaran), dan secepatnya
kembali kosong (nol).

Merilekskan tenaga tenaga bukan berarti mengurangi kewaspadaan.
Selalu waspada dan bersiap untuk gerakan berikutnya.

7. Strengthening of Muscular Power (= Memperkuat Kekuatan Otot)

Pemahaman (pengetahuan) terhadap teori dan prinsip-prinsip dasar
karate, tanpa otot-otot yang kuat, terlatih baik dan elastis (lentur)
untuk melakukan suatu teknik adalah hal yang sia-sia.
Memperkuat otot-otot memerlukan pelatihan rutin.

Pengetahuan teori dan prinsip tanpa kekuatan, latihan yang benar,
kelenturan otot untuk melakukan suatu teknik adalah sia-sia (tidak efektif).
Adalah sangat penting untuk mengetahui otot yang digunakan untuk
melakukan suatu teknik, melatih otot secara khusus (otot yang spesifik),
sangat efektif untuk memperbaiki teknik.

Dan sebaliknya, semakin sedikit otot-otot yang tak perlu yang digunakan,
semakin sedikit hilangnya energi. Otot yang bekerja secara penuh dan
harmonis akan menghasilkan teknik-teknik efektif dan kuat.

(Irama dan waktu) Didalam setiap cabang olahraga,
kemampuan puncak dari seorang atlit adalah sangat berirama.
Hal ini juga berlaku di karate. Irama dan waktu suatu teknik seperti
ritme (beat) didalam musik.



Tiga faktor pokok adalah:
1. Pengunaan tenaga yang benar,
2. Kelancaran (kecepatan) gerak atau perlambatan gerak ketika
melaksanakan teknik serta
3. Melenturkan dan mengkontraksikan (mengeraskan) otot.

Kemampuan puncak dari seorang atlit bukanlah hanya bertenaga
tetapi juga sangat berirama dan indah.
Mengetahui suatu perasaan (pengertian dari irama dan pemilihan waktu
adalah satu cara yang sempurna untuk mendapat kemajuan di dalam
seni karate.


Osu.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar