Welcome! سلام

“jika langit adalah
lembaran kertas dan lembayung senja adalah tinta emas,
maka semoga tinta itu akan menuliskan semburat
yang tersembunyi diantara arak-arakan awan kepada langit,
agar dia mampu meng'ejanya








Jumat, 06 April 2012

*Kendaraan Mi’raj-ku Adalah Rindu*


Assalamu 'alaikum Warahmatullahi Wabarokaatuh✫

Kala Rasulullah Saw hendak melakukan Isra’ Mi’raj,
Jibril mendekatkan makhluk Buraq
yang akan dijadikan sebagai kendaraan Rasulullah Saw.
Rasulullah Saw pun bertanya kepada Jibril,”Apa ini?”
“Kendaraan orang-orang yang dicintai” jawab Jibril.
“Kendaraan dan bekalku adalah kerinduanku,
buktiku adalah malamku.
Aku tidak akan sampai kepada-Nya kecuali dengan-Nya.
Tiada yang menunjukkan jalan kepada-Nya kecuali DIA.

Bagaimana binatang lemah ini mampu
membawa orang yang membawa cinta-Nya yang berat,
perahu pengetahuan-Nya, dan rahasia amanat-Nya,
yang langit, bumi serta gunung pun tak mampu memikulnya.
Bagaimana engkau mampu menunjukiku,
sementara engkau sendiri bingung di Sidrah al-Muntaha?”
(Ibn ‘Arabi, Pohon Semesta, hal. 59 )


*‘ISYQ – KERINDUAN PUNCAK*
Makna yang bisa disimpulkan dari kata ‘isyq adalah:
perasaan cinta yang sangat kuat sehingga ingin dipertautkan
dengan yang dicinta.

Al-‘asyaqah adalah sejenis pohon yang melekat dan
melilitp pada pohon.
‘Isyq kaum ‘urafa mempunyai ciri-ciri,
Pertama, ‘isyq bergerak dari dalam diri manusia hingga sampai
pada Allah SWT dan ma’syuq (yang dirindu) hanyalah Allah SWT.
Kedua, ‘isyq tidak terbatas pada manusia, tetapi mengalir
di dalam setiap maujud.

Mulla Shadra menjelaskan bahwa
‘isyq sebagai suatu hakikat yang mengalir dan menembus setiap atom
dan molekul setiap maujud.
‘Isyq memenuhi udara, batu, air, gunung, pohon, tumbuh-tumbuhan dan
sebagainya. Setiap entitas adalah ‘isyq. 185]

Khwaja Nasruddin al-Thusi mengatakan,
”Jika masih ada ‘yang lain’ di antara pencari (pencinta) dengan
yang dicari (yang dicinta), dan dalam keadaan itu cinta masih tetap ada,
di sinilah akan tumbuh ‘isyq sebagai cinta yang memabukkan” 186]

Kerinduan (syauq) adalah
Suatu perasaan yang disertai keinginan yang begitu mendalam.
Perasaan yang tumbuh setelah keinginan menjadi semakin kuat,
di mana kesadaran tentang tujuan tertinggi pun semakin menguat,
sehingga seolah ada perasaan tak sabar untuk menjumpai sang kekasih. 187]


*5 KECENDERUNGAN SUCI MANUSIA*
Manusia mempunyai lima kecenderungan suci, yaitu,
mencari kebenaran, akhlaq, estetika, kreasi dan penciptaan,
kerinduan dan ibadah.

Dalam diri manusia terdapat suatu kondisi yang disebut dengan
kerinduan (al-‘isyq).
Kerinduan adalah kondisi yang lebih tinggi tingkatnya ketimbang cinta.
Kerinduan merupakan suatu keadaan yang berbeda.
Konon, al-‘isyq (kerinduan) semula merupakan nama pohon yang
menempel pada pohon lain dan ‘memeluknya” sedemikian rupa seakan-akan
dia adalah pemilik pohon yang dipeluknya itu. "Seperti itulah kerinduan".

Berbeda dengan cinta, kerinduan bisa membuat seseorang keluar dari
keadaan normalnya, sehingga dia tidak mau makan dan minum, dan
memusatkan perhatiannya hanya pada titik yang menjadi pusat perasaannya,
yaitu al-ma’syuq, (sesuatu atau seseorang yang dirindukan).

Dengan kerinduan tersebut, seseorang dapat memperoleh kondisi
“menyatu” dengan orang yang dirindukan. Yang dilihatnya adalah
sesuatu yang satu, karena ia menyatu dengan yang dia rindukan. 188]


*KERINDUAN UNTUK MENYATU DENGAN YANG DICINTA*
Khwaja Nashruddin al-Thusi menganggap kerinduan sebagai masyakilah
bayn an-nufus (kemusykilan-kemusykilan antar berbagai jiwa).
Dinyatakan bahwa dalam jiwa manusia terdapat benih-benih kerinduan
ruhani dan nafsani,dan itulah yang menggerakkannya.

Ma’syuq hakiki manusia ini (yaitu hakikat yang bersifat metafisis)
menyatu dengan ruh manusia, sesudah ruh itu sampai dan menemukannya.
Dengan demikian, pada dasarnya, ma’syuq hakiki tersebut terdapat dalam diri manusia.

Kerinduan itu dapat mencapai suatu tingkat dimana khayalan tentang ma’syuq
(kekasih yang dirindukan) lebih bernilai daripada ma’syuq itu sendiri dalam
diri orang yang merindukan.

Yang demikian itu terjadi karena ma’syuq-nya hanyalah penggerak dan
pendorong dari kerinduan itu sendiri, dan bahwasanya orang yang merindukannya
mencari dalam batinnya suatu hakikat yang lain. Dia merasa bahagia dengan gambaran
al-ma’syuq yang dia lihat dalam ruh-nya. 189]


*MENCIPTAKAN KESELARASAN DAN HARMONI UNTUK MENCAPAI WIHDAH*
Ibn Miskawaih mengatakan,
”Diungkapkan Aristoteles, yang mengutip Heraclitus, bahwa
Segala sesuatu yang berbeda tidak sama satu sama lain,
tidak bisa bersatu dalam keselarasan yang baik.

Segala sesuatu yang sama saling tertarik dan mendambakan.
Atas dasar hal ini, dapat saya simpulkan bahwa bila subtansi-subtansi
yang sederhana itu saling sama dan rindu terhadap yang lainnya,
maka akan harmonislah subtansi-subtansi tersebut. Kalau sudah harmonis,
maka subtansi-subtansi tadi menjadi sesuatu yang tunggal yang tak ada hal
lain di dalamnya.

Kalau subtansi Illahi yang terdapat dalam diri manusia terbebas dari
kekeruhannya lantaran berhubungan dengan materi, dan jika tidak terpikat
bermacam-macam hawa nafsu dan keinginan akan kehormatan, maka subtansi ini
akan merindukan sesuatu sepertinya, dan akan melihat, melalui mata kecerdasannya,
Kebaikan Sejati Pertama, yang tidak tercemari materi, dan akan bergegas ke sana.

Pada saat seperti itulah cahaya Kebaikan Pertama itu akan terpancar kepadanya.
Kenikmatan yang diresapinya tak ada tandingannya.
Entah ia memanfaatkan wadah kasar atau tidak, ia akan mencapai makna
menyatu seperti yang sudah kami paparkan. Ia akan lebih patut mendapat derajat
tinggi ini setelah sepenuhnya terbebas dari jasad kasar. Karena ia tidak akan bebas
sepenuhnya kecuali kalau sudah terlepas dari kehidupan duniawi. 190]

Imam al-Sajjad as berkata :
“Allah menciptakan alam dari ketiadaan,
kemudian Dia bangkitkan ciptaan-Nya dengan cinta dan rindu (‘isyq)”
(Awal Do’a Shahifah al-Sajjadiyyah)

Laa hawla wa laa quwwata illa billah.


ƸӜƷ✫..ℒℴνℯ •°*”˜˜”*°•.ƸӜƷ ♥ƸӜƷ✫..ℒℴνℯ •°*”˜˜”*°•.ƸӜƷ ♥
Subhanakallahumma wabihamdika asyhadu alla illa ha illa
anta astaghfiruka wa atuubu ilaika . . ..•*´`*•.♥♥.•*´`'•.¸*¤* ¸.•'´´*•.

♥♥.•*´`*•.(⁀‵⁀) ✫ ✫ ✫ ✫ ✫ ✫.
`⋎´✫¸.•°*”˜˜”*°•✫ Barakallahu fiikum wa jazakumullah khairan khatsir,, ✫
..✫¸.•°*”˜˜”*°•.✫ Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarokaatuh✫

Tidak ada komentar:

Posting Komentar