Welcome! سلام

“jika langit adalah
lembaran kertas dan lembayung senja adalah tinta emas,
maka semoga tinta itu akan menuliskan semburat
yang tersembunyi diantara arak-arakan awan kepada langit,
agar dia mampu meng'ejanya








Sabtu, 07 April 2012

Al-Qur'an untuk Orang Hidup bukan Untuk Orang Mati


"Al-Qur’an datang menyinari hati yang gelap dan menyinari
jiwa yang gersang. Dan dia datang sebagai juru nasehat bagi
orang yang membutuhkan bimbingan, sebagai pembawa kabar
gembira bagi orang yang mau beriman dan sebagai pemberi
peringatan bagi orang yang mengingkarinya. Betapa banyak
kebaikan yang dapat di rasakan dengan kedatangannya,
sehingga orang yang sedih akan menjadi gembira dengan
membacanya dan orang yang bingung akan menjadi tenang
jalannya serta orang yang hina akan menjadi mulia dengan
mempelajari dan mengamalkannya.
"
**˛ ˚ ˚ ˛ ˚ **˚ ˚˛ **˛ ˚ ˚ ˛ ˚ **˚ ˚˛

**˛ ˚ ˚ ˛ ˚ **˚ ˚˛ **˛ ˚ ˚ ˛ ˚ **˚ ˚˛

Lebih jauh, diapun sebagai obat mujarab bagi segala penyakit.
Siapa yang membaca ayat-ayatnya untuk pengobatan, maka dia
akan mengetahui kehebatan Al-Qur’an dengan menyembuhkan
beberapa penyakit dengan seizin Allah Ta’ala dan beberapa
penyakit yang kalangan medis saat ini belum mampu menyembuhkannya.
Sehingga tidaklah mengherankan kalau di katakan Al-Qur’an adalah
penawar dan rahmat bagi orang yang beriman, sebagaimana firman-Nya
(yang artinya) :
“Dan kami turunkan Al-Qur’an sesuatu yang menjadi penawar
(penyembuh penyakit fisik maupun rohani) dan rahmat bagi
orang yang beriman kepada-Nya.
“(QS. Al-Isra’ : 82).

Bahkan di lihat dari segi pahala dan keutamaannya. Al-Qur’an

menyimpan sekian banyak pahala dan keutamaan bagi orang
yang membaca, mempelajari, memahami dan mengamalkannya.
Orang yang mahir membaca Al-Qur’an maka pada hari kiamat
akan di kumpulkan bersama rombongan malaikat yang mulia.
Sedangkan bagi orang yang terbata-bata dalam membacanya
akan mendapatkan dua pahala, yaitu pahala dia membaca
Al-Qur’an dan pahala kesungguhan dalam membacanya
dengan baik dan benar.

Al-Qur’an akan datang pada hari kiamat sebagai
pemberi syafa’at bagi orang yang membacanya dan mengamalkannya.
Bahkan Al-Qur’an akan menjadi pelindung baginya dari adzab
Allah Ta’ala di dunia maupun akhirat.

Sehingga di katakan, orang yang mempelajari Al-Qur’an
akan mengamalkannya sebagai sebaik-baik manusia,
karena Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda (yang artinya) :
“Sebaik-baik orang di antara kalian adalah orang yang mempelajari
Al-Qur’an dan mengajarkannya.”
(HR. Bukhari – Muslim).

Tetapi kebaikan, keutamaan dan pahala tersebut tidak dapat

di rasakan kecuali orang-orang yang diberi taufik dan hidayah
Allah Ta’ala agar mau beriman kepadanya, membaca,
mempelajarinya, dan mampu mengaplikasikannya.
Adapun orang yang ingkar terhadapnya,tidak mau beriman
kepadanya, tidak mau membaca maupun mempelajarinya,
apalagi mengamalkannya, maka sekali-kali dia tidak akan
merasakan manfaat sedikitpun. Bahkan Al-Qur’an akan menjadi
sebab di hinakan dan di sesatkannya orang tersebut, dan akan
menjadi hujjah (alasan) di hadapan Allah Ta’ala untuk
menyiksakan pada hari kiamat.

Yang lebih mengherankan, ada di kalangan ummat Islam ini yang

salah dalam menyikapi Al-Qur’an. Mereka menjadikan Al-Qur’an
sebagai sarana mencari nafkah. Sebagian mereka menghapal
Al-Qur’an dengan tujuan agar bisa di gunakan oleh orang yang
membutuhkannya dalam acara-acara pernikahan dan perayaan-perayaan
tertentu. Kemudian dia mendapat upah dari bacaannya. Ada lagi
yang menggunakan Al-Qur’an sebagai alat mencari nafkah di
pemakaman kaum muslimin. Bila ada di antara kaum muslimin
yang ingin menziarahi saudaranya di perkuburan umum,
maka tidak perlu repot-repot membaca ayat-ayat Al-Qur’an 
dan menghapalkan do’a-do’anya. Ini baru sebagian contoh
kesalahan yang merebak di masyarakat dan di anggap lumrah.

Akar dari musibah memilukan ini adalah adanya keyakinan

bahwa bacaan Al-Qur’an yang mereka bacakan untuk orang mati
itu bisa bermanfaat bagi si mayit. Sehingga mereka berlomba-lomba
untuk mengamalkannya, bahkan mereka semangat untuk melakukan
amalan bid’ah ini lebih besar daripada untuk ibadah yang wajib,
yang sangat jelas keutamaan dan faedahnya. Ambillah contoh,
mereka sangat getol dalam mengamalkan bi’dah ini,
sementara sholat berjama’ah di masjid mereka lalaikan.

Harapan mereka, bacaan tersebut bisa bermanfaat bagi si mayit

agar terbebas dari siksa kubur dan mendapat pahala yang terus
mengalir, padahal Allah Ta’ala dan Rasulnya tidak pernah m
engajarkan yang demikian. Bahkan di tegaskan dalam firman-Nya
bahwa Seseorang tidak memperoleh pahala melainkan dari yang
di usahakannya saja. Jika usahanya baik maka dia akan mendapatkan
balasannya dan jika usahanya buruk dia akan mendapatkan balasannya pula.

Allah Ta’ala berfirman (yang artinya) :
“Dan bahwasanya seseorang tidak memperoleh selain apa yang
telah di usahakannya.
“(QS. An-Najm : 39)".


Rasulullah Shallallahu ‘alahi wa sallam juga menegaskan dalam
sabda beliau (yang artinya) :
“Jika manusia meninggal dunia, terputuslah amalnya kecuali tiga perkara :
Shodaqah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan anak sholeh yang mendo’akannya.“
(HR. Muslim).

Adapun jika anak si mayit yang membaca Al-Qur’an, maka pahalanya
akan sampai kepadanya, karena anak adalah hasil usaha ayahnya.
Ini adalah pendapat ulama, diantaranya Al-Imam Asy-Syafi’i Rahimahullah.

Yang perlu di pertanyakan, bagaimana mungkin Al-Qur’an bisa
memberi manfaat kepada si mayit, yang semasa hidupnya suka
meninggalkan sholat, suka berbuat maksiat, dan perbuatan dosa
yang lainnya ? Bahkan Al-Qur’an sendiri malah memberinya kabar
gembira dengan kecelakaan dan siksa.

Allah Ta’ala tidaklah menurunkan Al-Qur’an yang mulia ini
melainkan agar di baca, di pahami dan diamalkan isinya.
Yang berupa perintah hendaknya dikerjakan dengan ikhlas
dan sesuai dengan contoh dari Rasulullah Shollallahu ‘alahi wa sallam
dan para sahabatnya radhiyallahu ‘anhum ajmai’in.

Adapun yang berupa larangan hendaknya di jauhi dengan sejauh-jauhnya.
Dan tentu tidak ada yang dapat melakukannya melainkan orang yang
hidup yang masih sehat akal dan fikirannya serta masih terjaga fitrahnya.
Sehingga jelaslah, bahwa Al-Qur’an memang untuk orang hidup bukan
untuk orang mati.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar