Welcome! سلام

“jika langit adalah
lembaran kertas dan lembayung senja adalah tinta emas,
maka semoga tinta itu akan menuliskan semburat
yang tersembunyi diantara arak-arakan awan kepada langit,
agar dia mampu meng'ejanya








Rabu, 04 Juli 2012

KEUTAMAAN BULAN SYA’BAN



Mari kita sambut bulan Ramadhan yang penuh berkah mulai bulan
Sya’ban ini.Kita persiapkan diri kita baik fisik dan rohani untuk bulan
yang penuh karunia tersebut. Mempersiapkan rohani kita adalah
dengan mulai mempelajari hal-hal penting yang perlu kita amalkan
selama bulan tersebut. Kita buka kembali pelajaran fiqhus-syiyam kita,
yaitu  fikih berpuasa yang benar dan sesuai ajaran. Kita sadarkan diri
dan kesadaran kita akan pentingnya bulan tersebut bagi agama dan
keimanan kita.

Secara fisik, kita juga harus mempersiapkan diri di bulan ini dengan
melatih diri memperbanyak ibadah dan khususnya puasa. Itulah salah
satu hikmah kita dianjurkan memperbanyak puasa pada bulan Sya’ban ini.
Dan di bulan Sya’ban ini juga ada malam nisfu sya’ban, yaitu malam
pertengahan bulan Sya’ban. Lepas dari kuat tidaknya dalil mengenai
amalam pada malam tersebut, namun malam itu bisa kita jadikan waktu
pengingat kembali akan persiapan-persiapan kita dalam menyambut
bulan Ramadhan yang penuh maghfirah.

Berikut ini hadist-hadist seputar keutamaan bulan Sys’ban semoga
bisa kita baca dan amalkan:


Ƹ̴ӂ̴ʒ Anjuran Memperbanyak Puasa di Bulan Sya’ban


Dari Aisyah r.a. beliau berkata:”Rasulullah s.a.w.
Berpuasa hingga kita mengatakan tidak pernah tidak puasa, dan
beliau berbuka (tidak puasa) hingga kita mengatakan tidak puasa,
tapi aku tidak pernah melihat beliau menyempurnakan puasa satu
bulan penuh kecuali bulan Ramadhan dan aku tidak pernah melihat
beliau memperbanyak puasa selain bulan Ramadhan kecuali pada
bulan Sya’ban”.
(H.R. Bukhari).

Beliau juga bersabda:
”Kerjakanlah ibadah apa yang engkau mampu, sesungguhnya
Allah tidak pernah bosan hingga kalian bosan”.

Usamah bin Zaid bertanya kepada Rasulullah s.a.w.:
’Wahai Rasulullah, aku tidak pernah melihatmu memperbanyak
berpuasa (selain Ramadhan) kecuali pada bulan Sya’ban?

Rasulullah s.a.w. menjawab:
”Itu bulan dimana manusia banyak melupakannya antara Rajab dan
Ramadhan, di bulan itu perbuatan dan amal baik diangkat ke
Tuhan semesta alam, maka aku ingin ketika amalku diangkat,
aku dalam keadaan puasa”.
(H.R. Abu Dawud dan Nasa’i).



Ƹ̴ӂ̴ʒ Keutamaan Malam Nisfu Sya’ban
Dari A’isyah:
“Suatu malam rasulullah salat, kemudian beliau bersujud panjang,
sehingga aku menyangka bahwa Rasulullah telah diambil, karena
curiga maka aku gerakkan telunjuk beliau dan ternyata masih bergerak.

Setelah Rasulullah usai salat beliau berkata:
“Hai A’isyah engkau tidak dapat bagian?”.

Lalu aku menjawab:
“Tidak ya Rasulullah, aku hanya berfikiran yang tidak-tidak
(menyangka Rasulullah telah tiada) karena engkau bersujud begitu lama”.

Lalu beliau bertanya:
“Tahukah engkau, malam apa sekarang ini”.

“Rasulullah yang lebih tahu”, jawabku.

“Malam ini adalah malam nisfu Sya’ban, Allah mengawasi hambanya
pada malam ini, maka Ia memaafkan mereka yang meminta ampunan,
memberi kasih sayang mereka yang meminta kasih sayang dan
menyingkirkan orang-orang yang dengki”
(H.R. Baihaqi)

Menurut perawinya hadis ini mursal (ada rawi yang tidak sambung ke
Sahabat),namun cukup kuat.

Dalam hadis Ali, Rasulullah bersabda:
“Malam nisfu Sya’ban, maka hidupkanlah dengan salat dan puasalah pada
siang harinya, sesungguhnya Allah turun ke langit dunia pada malam itu,
lalu Allah bersabda:
“Orang yang meminta ampunan akan Aku ampuni, orang yang meminta rizqi
akan Aku beri dia rizqi, orang-orang yang mendapatkan cobaan maka aku
bebaskan hingga fajar menyingsing.”
(H.R. Ibnu Majah dengan sanad lemah).

Ulama berpendapat bahwa hadis lemah dapat digunakan untuk Fadlail A’mal
(keutamaan amal). Walaupun hadis-hadis tersebut tidak sahih, namun melihat
dari hadis-hadis lain yang menunjukkan kautamaan bulan Sya’ban, dapat
diambil kesimpulan bahwa malam Nisfu Sya’ban jelas mempunyai keuatamana
dibandingkan dengan malam-malam lainnya.


Ƹ̴ӂ̴ʒ Bagaimana merayakan malam Nisfu Sya’ban?
Adalah dengan memperbanyak ibadah dan salat malam dan dengan puasa.
Adapun meramaikan malam Nisfu Sya’ban dengan berlebih-lebihan seperti
dengan salat malam berjamaah, Rasulullah tidak pernah melakukannya.

Sebagian umat Islam juga mengenang malam ini sebagai malam diubahnya
kiblat dari masjidil Aqsa ke arah Ka’bah.
Jadi sangat dianjurkan untuk meramaikan malam Nisfu Sya’ban dengan cara
memperbanyak ibadah, salat, zikir membaca al-Qur’an, berdo’a dan amal-amal
salih lainnya. Wallahu a’lam



Ƹ̴ӂ̴ʒ Keutamaan di Bulan Sya’ban
Sya’ban adalah istilah bahasa Arab yang berasal dari kata syi’ab yang
artinya jalan di atas gunung. Islam kemudian memanfaatkan bulan Sya’ban
sebagai waktu untuk menemukan banyak jalan, demi mencapai kebaikan.
Karena bulan Sya’ban terletak di antara bulan Rajab dan bulan Ramadhan,
karena diapit oleh dua bulan mulia ini, maka Sya’ban seringkali dilupakan.
Padahal semestinya tidaklah demikian. Dalam bulan Sya’ban terdapat
berbagai keutamaan yang menyangkut peningkatan kualitas kehidupan
umat Islam,baik sebagai individu maupun dalam lingkup kemasyarakatan.
Karena letaknya yang mendekati bulan Ramadhan, bulan Sya’ban memiliki
berbagai hal yang dapat memperkuat keimanan.

Umat Islam dapat mulai mempersiapkan diri menjemput datangnya bulan
termulia dengan penuh suka cita dan pengharapan anugerah dari Allah SWT
karena telah mulai merasakan suasana kemuliaan Ramadhan.

Rasulullah SAW bersabda,
ذاكَ شهر تغفل الناس فِيه عنه ، بين رجب ورمضان ، وهو شهر ترفع فيه الأعمال إلى رب العالمين، وأحب أن يرفع عملي وأنا صائم — حديث صحيح رواه أبو داود النسائي

Bulan Sya’ban adalah bulan yang biasa dilupakan orang, karena
letaknya antara bulan Rajab dengan bulan Ramadan. Bulan Sya’ban adalah
bulan diangkatnya amal-amal. Karenanya, aku menginginkan pada saat
diangkatnya amalku, aku dalam keadaan sedang berpuas
a.”
(HR Abu Dawud dan Nasa’i)
Imam Bukhari dan Muslim meriwayatkan pengakuan Aisyah,
bahwa Rasulullah SAW
tidak pernah berpuasa (sunnah) lebih banyak
daripada ketika bulan Sya’ban. Periwayatan ini kemudian mendasari 
kemuliaan bulan Sya’ban di antar bulan Rajab dan Ramadhan.Karenanya,
pada bulan ini, umat Islam dianjurkan untuk memperbanyak berdzikir dan
meminta ampunan serta pertolongan dari Allah SWT. Pada bulan ini,
sungguh Allah banyak sekali menurunkan kebaikan-kebaikan berupa
syafaat
(pertolongan), maghfirah (ampunan), dan itqun min adzabin naar (pembebasan dari siksaan api neraka).

Dari sinilah umat Islam, berusaha memuliakan bulan Sya’ban dengan
mengadakan shodaqoh dan menjalin silaturrahim. Umat Islam di Nusantara
biasanya menyambut keistimewaan bulan Sya’ban dengan mempererat
silaturrahim melalui pengiriman oleh-oleh yang berupa makanan kepada
para kerabat, sanak famili dan kolega kerja mereka. Sehingga terciptalah
tradisi saling mengirim parcel di antara umat Islam.
Karena, di kalangan umat Islam Nusantara, bulan Sya’ban dinamakan
sebagai bulan Ruwah, maka tradisi saling kirim parcel makanan ini
dinamakan sebagai Ruwahan.Tradisi ini menyimbolkan persaudaraan
dan mempererat ikatan silaturrahim kepada sesama Muslim.


Ƹ̴ӂ̴ʒ Nishfu Sya’ban
Sya’ban adalah bulan kedelapan dalam penanggalan Hijriyah.
Keistimewaan bulan ini terletak pada pertengahannya yang biasanya
disebut sebagai Nishfu Sya’ban. Secara harfiyah istilah Nisfu Sya’ban
berarti hari atau malam pertengahan bulan Sya’ban atau tanggal 15 Sya’ban.

Kaum Muslimin meyakini bahwa pada malam ini, dua malaikat pencatat
amalan keseharian manusia, yakni Raqib dan Atid, menyerahkan catatan
amalan manusia kepada Allah SWT, dan pada malam itu pula buku
catatan-catatan amal yang digunakan setiap tahun diganti dengan yang baru.

Imam Ghazali mengistilahkan malam Nisfu Sya’ban sebagai malam yang
penuh dengan syafaat (pertolongan). Menurut al-Ghazali,
~ pada malam ke-13 bulan Sya’ban Allah SWT memberikan seperti
tiga syafaat kepada hambanya.
~ Sedangkan pada malam ke-14, seluruh syafaat itu diberikan secara penuh. 
~ Dengan demikian, pada malam ke-15, umat Islam dapat memiliki banyak
sekali kebaikan sebagai penutup catatan amalnya selama satu tahun.
Karepa pada malam ke-15 bulan Sya’ban inilah, catatan perbuatan manusia
penghuni bumi akan dinaikkan ke hadapan Allah SWT.

Para ulama menyatakan bahwa Nisfu Sya’ban juga dinamakan sebagai 
malam pengampunan atau malam maghfirah, karena pada malam itu
Allah SWT menurunkan pengampunan kepada seluruh penduduk bumi,
terutama kepada hamba-Nya yang saleh.

Dengan demikian, kita sebagai umat Islam semestinya tidak melupakan
begitu saja, bahwa bulan sya’ban dalah bulan yang mulia. Sesungguhnya
bulan Sya’ban merupakan bulan persiapan untuk memasuki bulan suci Ramadhan.
Dari sini, umat Islam dapat mempersiapkan diri sebaik-baiknya dengan mempertebal
keimanan dan memanjatkan doa dengan penuh kekhusyukan.

wallaahu a’lam bish-showaab

Tidak ada komentar:

Posting Komentar