Welcome! سلام

“jika langit adalah
lembaran kertas dan lembayung senja adalah tinta emas,
maka semoga tinta itu akan menuliskan semburat
yang tersembunyi diantara arak-arakan awan kepada langit,
agar dia mampu meng'ejanya








Minggu, 16 September 2012

PHOENIX



Phoenix (Phœnix) dalam mitologi Mesir adalah burung legendaris yang keramat. Ia adalah Raja dari segala yang ada didunia.

Burung Api ini digambarkan memiliki bulu yang sangat indah berwarna merah dan keemasan yang berbalutkan api di sekujur tubuhnya.

Phoenix diyakini hidup dalam masa selama 500 atau 1461 tahun.
Setelah hidup selama itu, Phoenix membakar dirinya sendiri.
Setelah itu, dari abunya, munculah burung Phoenix muda.

Siklus hidup burung Phoenix seperti itu (regenerasi),
bangkit kembali setelah mati, lalu muncul sebagai
sosok yang baru. Pada akhir kehidupannya, Phoenix
diceritakan membangun sarang dari ranting kayu
manis dimana kemudian ia terbakar.

Phoenix merupakan simbol dari keabadian, lambang
dari siklus kehidupan setelah mati, dan simbol dari
kebangkitan tubuh setelah mati.

Dikisahkan Phoenix memiliki suara yang merdu,
dan dapat bernyanyi dengan begitu syahdu, hingga
ia pun meneteskan airmata akan kesyahduannya itu.
Airmata Phoenix diyakini dapat menyembuhkan luka.



Phoenix menjadi simbol suci pemujaan terhadap
Dewa matahari di Heliopolis, Mesir. Burung Phoenix
simbol dari "Dewa Matahari - Ra".



Dalam mitologi Hindu, Phoenix digambarkan sebagai

sesosok burung yang bernama "Garuda".

Di dalam kebudayaan popular, Phoenix hadir sebagai
summon dalam game "Final Fantasy" yang memberi
bantuan kepada tokoh-tokoh game tersebut dalam
melawan musuh-musuh mereka.

Unsur yang dikeluarkan oleh Phoenix ialah unsur api.
Dan dia juga memiliki kemampuan untuk menyembuhkan
jika ada yang terluka.

Bahkan, selain di game, pada film Harry Potter pun,
Phoenix yang bernama "Fawkes" tampil sebagai salah
satu tokoh penyelamat.








Dia merupakan hewan Myth yang begitu gigih dalam
membela Harry Potter bersama rekan-rekannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar