~*~♥~*~
Dan pagi yang beranjak menepi
Memutar memori lama akan tawa
Disana…
Di bukit-bukit sabana
Tentang dendang ilalang yang selalu menyeru
Rembulan separuh tamaram di kelam
Sama seperti bayang asa kita yang melayang
Ketika gelap mendekap
Gigil kuat menyekap
Ku lihat bayang mendekat samar
Dari balik kilat halilintar
Dan pagi yang beranjak menepi
Memutar memori lama akan tawa
Disana…
Di bukit-bukit sabana
Tentang dendang ilalang yang selalu menyeru
Rembulan separuh tamaram di kelam
Sama seperti bayang asa kita yang melayang
Ketika gelap mendekap
Gigil kuat menyekap
Ku lihat bayang mendekat samar
Dari balik kilat halilintar
Pun hati terpagut
Menelisik arah di balik kabut
Kenapa pula suara suara muksa
Hilang begitu saja di balik renjana
Menelisik arah di balik kabut
Kenapa pula suara suara muksa
Hilang begitu saja di balik renjana
Dan dedaunan yang bernyanyi
Mengalirkan itu tetes langit punya elegi
~*~♥~*~
Mengalirkan itu tetes langit punya elegi
~*~♥~*~
Tidak ada komentar:
Posting Komentar